4 orang Sahabat yang Ahli Membaca al-Quran disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits:
خُذُوا القُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَسَالِمٍ، وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ
“Ambillah Bacaan al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Mas’ud, Salim, Mu’adz bin Jabal, dan Ubay bin Ka’ab.” (HR. Bukhari dalam shahihnya no. 4999 dari sahabat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
Dalam riwayat lain,
خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ: مِنِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ فَبَدَأَ بِهِ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَسَالِمٍ مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ
“Ambillah Bacaan Al-Quran dari empat orang: Ibnu Ummi Abd (Abdullah bin Mas’ud) -beliau mendahulukannya – kemudian Muadz bin jabal, Ubay bin Ka’ab lalu Salim bekas budak dari abu hudzaifah.” (HR. Muslim dalam shahihnya no. 2464 dari sahabat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
Para pembaca yang semoga diberi taufik oleh Allah Ta’ala, apabila kita melihat sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas, mungkin ada yang sempat bertanya-tanya; mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya memilih empat orang dari sahabat beliau? bukankah di sana masih banyak yang ahli dalam membaca al-Quran?
Maka di sini para ulama’ berusaha menjelaskan ucapan Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Ambillah bacaan al-Quran dari empat orang.” Mereka (para ulama) rahimahumullah mengatakan setidaknya ada tiga kemungkinan :
Pertama: Bahwa sebabnya mereka lebih kuat dalam menjaga lafazh ayatnya dan lancar dalam bacaanya, walaupun sahabat yang lain ada yang lebih faham arti dan maksud ayatnya dari pada empat sahabat yang beliau sebutkan.
Kedua: Boleh jadi karena empat sahabat tadi menyempatkan untuk langsung mendengarkan ayat al-Quran dihadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara sahabat yang lain hanya mencukupkan mendengar dari satu sama lain diantara mereka.
Ketiga: Boleh jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menginginkan mereka untuk mengumumkan apa yang terjadi sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar manusia saat itu lebih mendahulukan empat orang yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diperintahkan untuk mengambil bacaan al-Quran dari mereka, karena saat itu mereka lebih pantas dari yang lain dalam hal bacaan al-Quran.
Maka sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait bagaimana adab dalam menerima ayat yang disampaikan oleh Jibril, begitu pula para sahabat, tentu mereka saling berlomba-lomba untuk mengikuti adab tersebut disaat mendengarkan ayat yang dibacakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka. Sehingga dapat mendengarkan ayat yang sesuai dengan lafazh yang diucapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atas dasar inilah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih mengkhususkan empat orang sahabat yang direkomendasi sepeninggal Nabi, agar manusia lebih mendahulukan dalam mengambil dan mempelajari bacaan al-Quran dari empat sahabat tersebut.
Abdullah bin Mas’ud Lebih Didahulukan
Para pembaca yang dirahamati Allah Tabaraka wa Ta’ala. Ketika kita cermati kembali hadits diatas, mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendahulukan bacaan al-Quran Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari pada 3 sahabat yang lain sebagaimana dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim?
Secara ringkas, dalam atsar yang dibawakan oleh beliau sendiri telah menunjukkan keutamaan beliau dari yang lain, sebagaimana ucapan beliau ketika berbicara dihadapan sebagian sahabat:
وَاللهِ لَقَدْ عَلِمَ أَصْحَابُ النّبِي صَلى اللهُ عَليه وسلَّم أَنِّي مِن أَعْلَمِهِم بِكِتَابِ اللهِ، وَمَا أنَا بِخَيْرِهِمْ
“Demi Allah sungguh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengetahui bahwa aku termasuk yang paling mengetahui tentang kitabullah (al-Quran) namun aku bukan yang terbaik dari mereka.” (HR. Bukhari dalam shahihnya no. 5000 dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) Demikian pula ketika sahabat Abu Bakr dan Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi kabar gembira kepada Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengenai perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضًّا كَمَا أُنْزِلَ، فَلْيَقْرَأْهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ
“Barang siapa yang ingin membaca al-Quran yang tidak berubah lafazh dan cara bacanya sebagaimana yang diturunkan, maka bacalah sesuai dengan bacaannya Ibnu Ummi ‘Abd (Abdullah bin Mas’ud)”. (HR. Ibnu Majah no. 138, shahih) Dari sinilah kita dapat mengetahui bersama tentang keutamaan Abdullah bin Mas’ud dan tiga sahabat lain radhiyallahu ‘anhum dalam salah satu bidang dari ilmu agama, yaitu ilmu membaca al-Quran sesuai dengan yang diperdengarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfa’at dan diamalkan oleh segenap kaum muslimin. Amin.